Jumat, 21 Maret 2014

Karya Ilmiah

Karya Ilmiah
Pada suatu hari di sebuah ruangan tempat berkumbulnya anggota KIR (Karya Ilmiah Remaja ) sedang terjadi diskusi yang serius antara pembimbing dengan para anggota KIR. Mereka sedang membahas apa yang akan mereka jadikan sebagai karya ilmiah.
Pembimbing        : “apa yang dapat kalian sumbangkan untuk KIR sekolah kita ?”
Obah                 : “sebuah penelitian yang saya temukan sendiri”
Anggota KIR      : “panelitian apa yang sudah kamu temukan bah ? pasti menakjubkan”
Pembimbing        : “ apa itu ?”
Obah                 : “Menggabungkan (stek) 2 jenis tumbuhan yang berlainan spesiesnya dan ternyata berhasil.”
Pembimbing        : “ apa 2 jenis tumbuhan itu ?” (penasaran)
Obah                 : “ Kelapa dan singkong “
Pembimbing        : “ lalu apa yang terjadi dengan penelitian mu ?”

Pembimbing dan anggota KIR yang lain pun terdiam seolah mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Obah
Obah                 : “ Jadi GETUK”

Semua anggota KIR tertawa mendengar jawaban Obah dan pembimbing pun hanya tersenyum sinis mendengar apa yang dikatakan oleh Obah
Pembimbing      : “ Oooobaaaaaahhhhh, kamu ini saya fikir kamu benar-benar menemukan suatu penelitian kamu malah becanda. Yaa ampun “
Anggota KIR    : “ hahahahahahaha.... kamu lucu sekali itu bukan penelian yang bisa kita sumbangkan untuk sekolah “

Tulisan 2 - Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah


1.      Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).

2.      Definisi Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan Ilmiah adalah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada.

3.      3 Macam Pertanyaan ilmiah menurut Marshall & Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) ,yaitu:
1)  Deskriptif
Mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya, dengan menggunakan kata tanya ‘Apa’.
Contoh :
Apa saja strategi yang dipakai Kepala Sekolah dalam memajukan Sekolah yang dipimpinnya?
2) Eksploratoris
Memahami gejala atau fenomena secara mendalam, dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”.
Contoh :
Bagaimana model kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut dalam upaya memajukan sekolah?
3) Eksplanatoris 
Menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y. Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.
Contoh :
Bagaimana pengaruh model kepemimpinan otoriter terhadap kepatuhan staf?

4.      Pertanyaan dalam kegiatan ilmiah
Dalam kegiatan ilmiah, ada empat macam pertanyaan yang perlu dikembangkan, yaitu:
1)  Pertanyaan untuk mengungkap fakta
2) Pertanyaaan tentang prosedur
3) Pertanyaan tentang penggunaan alat dan bahan
4) Pertanyaan untuk merancang suatu kegiatan
5) Kemampuan dalam merencanakan percobaan


5.      Pemakaian Metode Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pertanyaan-pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang didasari oleh ilmu pengetahuan, maka dari itu untuk menjawab pertanyaan tersebut kita juga membutuhkan jawaban yang ilmiah, untuk itu metode ilmiah diperlukan.

Contoh pertanyaan ilmiah : 
Kenapa kentut berbau busuk ?
Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan untuk mengungkapkan sebuah fakta maka erat kaitannya dengan metode ilmiah
         
Berdasarkan hasil penelitian Bau kentut timbul karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, & makin busuklah kentut anda.
Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya

Apa komposisi kentut ?
Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang bersifat deskriptif.

Berdasarkan penelitian komposisi kentut itu Bervariasi. Makin banyak udara yang anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus).
Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana & hidrogen.
Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.

Kedua pertanyaan diatas memang membahas mengenai kentut namun kedua pertanyaan tersebut mengandung 2 macam pertanyaan ilmiah yaitu pertanyaan yang bersifat deskriptif dan pertanyaan untuk mengungkapkan fakta. Jawaban yang diberikan pun telah mengalami sebuah proses penelitian sehingga jawaban tersebut berdasarkan fakta. Inilah fungsi metode ilmiah, agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru.

Sumber

Google.2014.”metodeilmiah”.dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah



Tugas 2 - Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah


1.      Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).

2.      Unsur Metode Ilmiah
3) Prediksi 

3.      Langkah-lamgkah Metode Ilmiah

4.      Kegunaan Metode Ilmiah
1)    Membantu pemecahan masalah dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
2)   Menguji ulang hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
3)   Memecahkan atau menentukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi teka-teki.

5.        Keterbatasan Metode Ilmiah
1)     Metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
2)    Metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika.

6.      Keunggulan Metode Ilmiah
1)   Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia
2)   Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
3)   Dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
4)   Dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
5)   Dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah

7.      Definisi Sikap Ilmiah Menurut Baharuddin (1982:34)
Sikap Ilmiah adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan.

8.      Enam Macam Sikap Ilmiah Menurut Prof. Harsojo :
1)     Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya.
2)    Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam ilmu sering untuk mematahkan teori yang lain
3)    Sikap skeptis, adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya
4)    Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan
5)    Kesederhanaan, adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
6)    Sikap tidak memihak pada etik

9.      Ciri-ciri Sikap Ilmiah menurut Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) :
1)     Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2)    Sikap kritis :  Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan;  Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3)    Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4)    Sikap ingin menemukan :  Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)    Sikap menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6)    Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)    Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya

10.   Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh mahasiswa
1)     Kritis : biasanya menunjukan siapa kita sebenarnya, karena apa yang kita lakuakan secara spontan itu, tidak kita pikirkan terlebih dahulu. Kita dapat melihat kecerdasan, attitude, bahkan hati seseorang.
2)    Kreatif :  Mahasiswa punya banyak cara untuk mengekspresikan dirinya pada hal yang positif
3)    Sistematis : proses yang digunakan mahasiswa dalam memecahkan masalah menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
4)    Sikap ingin tahu : Rasa ingin tahu yang tinggi dapat membuat seorang mahasiswa ingin mencari tahu sesuatu yang baru.
5)    Sikap terbuka : keterbukaan perlu diterapkan pada diri seorang mahasiswa, sebab dengan sikap yang terbuka kita dapat berfikir pandang yang luas
Sumber
Google.2014.”metodeilmiah”.dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah


Tulisan 1 - Kaitan Antara Penalaran Ilmiah dan Metode Ilmiah

Kaitan antara penalaran Ilmiah dengan Penulisan Ilmiah
Pada suatu hari 3 orang mahasiswi sedang sauna di salah satu tempat sauna. Tiba-tiba salah satu dari mereka memulai diskusi mengenai Penulisan Ilmiah
Cika     : “Ta. Gimana kamu sudah tahu ingin membahas apa untuk Penulisan Ilmiah?”
Tita     : “Aku belum tahu, aku masih bingung ingin membahas apa. Kalau kamu sa?”
Sasa    : “Kalau aku si rencananya mau bahas tentang Studi Kelayakan Bisnis.”
Cika     : “oh, studi kelayakan Bisnis. yaudah bahas itu aja, tapi, jangan sampe lupa apa yang kamu buat harus kamu kuasai dan bahasa yag di gunakan harus mencakup konsep penalaran ilmiah”
Tita     : “penalaran ilmiah?”
Cika     : “iya, penalaran ilmiah kamu ga tau penalaran ilmiah itu apa?”
Tita     : “engga, hehehe.. emang apa si?”
Cika     : “ sepengetahuan aku penalaran ilmiah itu suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan.”
Sasa    : “Iya penalaran itu berasal dari kata nalar yang artinya pikiran logis dan diberi awalan pe dan akhiran an jadilah penalaran. “
Tita     : “yah, itu si aku tau sa, trus apa hubungannya antara penalaran ilmiah dengan Penulisan ilmiah? apa karena samasama menggunakan kata ilmiah ? wkwkwkwk..
Cika     : “Bukan karna samasama menggunakan kata ilmiah melainkan karna Penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan. Sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan ilmiah.
Sasa    : “Dalam penalaran ilmiah terdapat tiga unsur yaitu pernyataan,keyakinan, dan argumen semua itu harus kita gunakan dalam pembuatan Penulisan Ilmiah. ka, kamu tau ga ciri-ciri penalaran ilmiah itu apa aja ?”
Cika     : “kalau yang aku tahu, ciri penalaran itu ada dua yang pertama penalaran bersifat analitik yang kedua penalaran bersifat logis.”
Tita     : “ oh gitu ka. Kamu pintar yaa.. sebenernya penulisan ilmiah itu apa si? aku cuma tahu kalau penulisan ilmiah itu syarat sidang hehhehe..”
Sasa    : “makanya kamu tu kalo dosen sedang menjelaskan di dengar jangan tidur dikelas ini akibatnya kamu ga tau apa itu Penulisan Ilmiah”
Cika     : “kamu jangan ngomong kayak gitu dong semua orang di dunia ini pintar ko Cuma yang membedakan adalah tingkat kerajinan den kemauan orang tersebut untuk mencari ilmu“
Sasa    : “udah yuk kita keluar udah setengah jam kita disini”
Tita     : “ayo, makasi udah mau ngejelasin macem-macem tentang penalaran ilmiah yang berkaitan dengan penulisan ilmiah ya walaupun yang nyangkut di otak ku Cuma beberapa persen hehhehe.. “
Sasa    : “emang dasar Tita kadang-kadang Otaknya Lola hehhe.. “

 Percakapan mereka pun berakhir.