Perdagangan intra-industri
merupakan suatu perdagangan, di mana nilai ekspor suatu industri dari suatu negara
secara tepat diimbangi oleh impor industri yang sama dari negara lain. Berdasarkan beberapa studi
empiris mengenai perdagangan intra-industri,
Greenaway dan Millner (dalam
Yuliati, 2007:35) mengelompokannya menjadi 3 kategori, yaitu sebagai berikut :
a. country-specific, dimana intensitas perdagangan
intra-industri untuk industri tertentu ditentukan oleh karakteristik mitra
dagangnya.
b. industry-spesific, yaitu perdagangan intra-industri
yang banyak dipengaruhi oleh permintaan spesifik dari komoditi/industri dan
karakteristik penawaran (supply).
c. policy-based, yaitu intensitas perdagangan
intra-industri dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan atau kebijakan.
Timbulnya perdagangan intra-industri
didasari oleh pertimbangan untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis
dalam memproduksi suatu produk. Persaingan mendorong masing-masing perusahaan
di negara-negara industri untuk memproduksi hanya satu atau paling tidak
sedikit macam dan corak dari produk yang sama untuk mempertahankan agar biaya
per unit menjadi rendah, dengan sedikit variasi, maka penggunaan sumber daya
lebih terspesialisasi, sehingga produktivitas meningkat. Negara tersebut
kemudian akan mengimpor variasi dan bentuk lain dari negara lainnya.
Perdagangan intra-industri akan menguntungkan konsumen karena mempunyai pilihan
yang lebih luas untuk produk-produk yang lebih beragam dan tersedia dalam harga
yang lebih rendah sebagai hasil dari skala ekonomi dalam produksi.
Sebuah karakteristik perdagangan suatu negara yang terlihat dalam banyak
teori dan diakui semakin penting di dalam dunia perdagangan internasional
adalah perdagangan intra-industri. Perdagangan intra-industri terjadi ketika
sebuah negara mengekspor maupun mengimpor produk yang klasifikasinya sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar